Apa jadinya jika Anda memilih menjadi orang tua sambung (ibu atau ayah tiri) dari seorang atau beberapa orang anak? Pasti tidak akan semudah yang diucapkan. Ditambah lagi keseharian di dalam rumah butuh penyesuaian agar dapat diterima oleh anak. Seorang yang mengaku memiliki rasa kasih sayang yang besar pada anak dan senang dengan tantangan pun belum tentu berhasil menjadi orang tua sambung yang serta merta diterima anak. Psikolog Widyastuti, SPsi, MSi di acara Kasih Ibu Radio SPFM Selasa (09/08/11), berbicara banyak tentang bagaimana menjadi orang tua sambung anak.
Ketika kita masuk dalam rumah tangga baru atau menjadi orang tua sambung dari anak, sebenarnya kita sedang masuk dalam sebuah sistem yang memiliki format tersendiri. Maka penting kiranya orang tua sambung harus menjadi stimulus dalam rumah tangga itu. Bukan malah menjadi baut baru yang dapat memperburuk kondisi di dalam rumah.
Menurut Widyastuti, menjadi orang tua sambung dari anak pastilah tidak mudah. “Dalam sebuah rumah tangga sistemnya pasti sudah terbentuk Anak kecil itu punya pola sendiri. Mereka cenderung terbiasa dengan pola yang dibentuk orang tua sebelumnya. Sehingga orang tua sambung mesti mempelajari hal ini,” urainya.
Karena anak memiliki pola tersendiri dalam kesehariannya, maka perlu menyikapinya.dengan cara yang cerdas. “Untuk itu, perlu mempelajari karakter tersebut agar anak tidak defence (membentengi diri) pada orang tua barunya,” jelas Widya.
Di dalam keluarga penting untuk diketahui bahwa peran ayah juga sangatlah penting. Ayah adalah orang yang sangat berpengaruh dan dapat menjembatani hubungan komunikasi antara ibu dan anak.
“Jika seorang ibu sambung ingin menerapkan pola didikan dengan caranya, ibu tidak perlu melakukan pemangkasan terhadap pola yang telah terbentuk sebelumnya. Untuk merubah dapat dilakukan secara perlahan dengan mempelajari psikologi anak dan kebiasaan yang terjadi di dalam rumah. Sehingga perubahan itu bisa datang secara alamiah atau lahir dari proses penyesuaian,” pungkas Widyastuti. (uv)