Setiap bulan Dzulhijjah datang, maka perhatian umat Islam selalu mengarah pada dua peristiwa sakral sepanjang perjalanan manusia yaitu Haji dan Kurban. Setiap muslim pasti ingin menjalankan ibadah haji untuk menyempurnakan rukun Islam. Haji hukumnya wajib bagi yang mampu. Sedangkan yang belum mampu berhaji disunatkan berkurban yaitu menyembelih hewan kurban sebagaimana diajarkan oleh Nabi Ibrahim as.
Simak hadits berikut: “Tidak ada perbuatan yang paling disukai Allah pada hari raya haji selain berkurban. Sesungguhnya orang yang berkurban akan datang pada hari kiamat dengan membawa tanduk, bulu dan kuku binatang kurban itu. Dan sesungguhnya darah kurban yang mengalir itu akan lebih cepat sampai kepada Allah dari pada darah itu jatuh ke bumi, maka sucikanlah dirimu dengan berkurban.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Berkurban tentu jauh lebih murah dibandingkan pergi berhaji yang dananya mencapai puluhan juta rupiah. Setidaknya dengan menyisihkan sekitar Rp. 2 juta setiap tahunnya umat muslim sudah bisa berkurban. Bandingkan dengan jumlah pengeluaran sehari-hari yang tidak perlu, seperti beli rokok, pulsa, kosmetik, belanja fashion, nongkrong di kafe, traktir teman atau hal-hal yang tidak perlu lainnya yang mungkin bisa mencapai puluhan juta rupiah setahunnya. Alangkah baiknya jika uang tersebut dibelikan hewan kurban. Karena ibadah kurban merupakan media komunikasi kita dengan Allah. Juga untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama manusia. Serta bisa menyelamatkan kita dari api neraka.
Pesan ini mengemuka dalam konperensi pers yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa hari Kamis, 3 September lalu di Warung Ayam Bakar Wong Solo Sultan Alauddin Makassar.
Konperensi pers ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi ke masyarakat tentang program Dompet Dhuafa yang ke 22 tahun di seluruh Indonesia dan yang ke 7 di Sulawesi Selatan, yaitu Tebar Hewan Kurban (THK).
Kenapa kurban ke THK Dompet Dhuafa?
Lihatlah bagaimana di saat Hari Raya Qurban banyak orang-orang di kota-kota yang menikmati daging kurban berlebih-lebihan. Sementara ada saudara-saudara kita di pelosok-pelosok terpencil tanah air tak pernah merasakan nikmatnya makan daging. Atau mereka hanya bisa menikmati terbatas setahun sekali, itupun kalau ada di sekitarnya yang menyembelih hewan kurban.
Pertimbangan inilah yang melahirkan program THK Dompet Dhuafa. Penyaluran hewan kurban melalui Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa berkonsep memuliakan dengan mengedepankan masyarakat di daerah-daerah terpencil, miskin, terbelakang, rawan gizi dan rawan aqidah. Distribusi kurban juga merambah kepada saudara-saudara kita yang tinggal di daerah bencana dan kerusuhan, yang tahun ini juga menyasar pengungsi Rohingya di Aceh serta korban konflik Tolikara, Papua. Penyaluran tersebut dilakukan melalui mitra Pemberdayaan Kampung Ternak Nusantara di daerah setempat.
Program THK Dompet Dhuafa dihadirkan dengan beragam kemudahan baik bagi pekurban maupun penerima manfaat daging kurban, karena mengedepankan sistem pemerataan. Seperti yang telah berjalan pada 2014, penyaluran hewan kurban mencakup 4.155 desa, 375 kecamatan, 214 kabupaten dari 33 Provinsi di Indonesia. Bahkan hingga mancanegara di 6 (enam) negara seperti Filipina, Kamboja, Vietnam, Myanmar-Rohingya, Thailand, Timor Leste, serta Gaza–Palestina pun menerima distribusi hewan kurban dari program THK Dompet Dhuafa.
Nah, jika Anda tertarik dan ingin berkurban melalui Dompet Dhuafa, Anda bisa menghubungi Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan di Jalan Abdullah Dg Sirua No. 170 A, Makassar, Sulawesi Selatan, telepon (0411) 459 068/0853 732 11111
Informasi lengkap bisa Anda baca di www.ddsulsel.org. (L-Vira)