Deteksi Dini Masalah Pencernaan Pada Bayi

“Masalah pencernaan pada bayi terkadang sulit untuk diketahui. Penanganannya memang harus dilakukan oleh dokter, tapi deteksi awal bisa kita lakukan di rumah”.

Pengamatan awal bisa dilakukan dengan memperhatikan lancar dan tidaknya buang air besar si bayi dalam sehari. Anda dapat pula memeriksa kotoran si bayi untuk memastikannya. Jika terdapat kotoran berbentuk kerikil kecil agak keras, bisa jadi ini merupakan indikasi masalah pencernaan.

Pengamatan seperti ini sebetulnya merupakan deteksi dini terhadap gangguan pencernaan yang dialami bayi. Hal ini sangat membantu agar setiap gangguan tidak terlambat ditangani atau paling tidak ditanyakan kepada ahlinya.

Banyak ahli mengemukakan untuk deteksi awal masalah pencernaan bayi,  orang tua harus memahami dulu organ-organ yang ikut dalam proses pencernaan, juga jenis tinja yang baik dan tidak.

Setelah bayi berusia tujuh hari, kotorannya akan berwarna kuning. Ini dikarenakan ampas makanannya bercampur dengan cairan empedu yang berwarna kuning. Namun pada bayi yang masih menyusui secara eksklusif terkadang kotorannya encer, hal ini normal mengingat ASI berfungsi sebagai pencahar

Secara biologis proses pencernaan pada bayi dimulai saat minum atau mengunyah makan dan diakhiri ketika buang air besar. Saat mengunyah atau penghancuran secara mekanik oleh gigi, makanan akan dicampur dengan enzim di dalam mulut sehingga terjadi pemecahan makanan secara kimiawi ke arah yang lebih sederhana.

Selanjutnya makanan masuk ke lambung, di tempat ini makanan akan bercampur dengan asam lambung dan enzim-enzim. Selanjutnya, makanan diolah di usus halus. Masih dengan bantuan enzim, di sini makanan diubah menjadi sari makanan untuk kemudian diserap melalui peredaran darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.

(Sumber :  www.tabloidnova.com)

Share Button