Pneumokokus Teror Anak dan Balita

Angka kematian bayi di Indonesia sangat tinggi. Bahkan di seluruh dunia, Indonesia menduduki ranking keenam dengan angka sekitar 6 juta bayi yang mati. Pneumokokus adalah salah satu penyebab kematian terbanyak pada anak dan balita itu (sumber: Tabloid Mom & Kiddie).

Tahukah anda bahwa pneumokokus adalah kuman yang hampir  ada pada tubuh semua anak dan balita? Kuman ini tergolong bakteri yang berbahaya. Bayangkan, sepertiga dari penyakit radang paru-paru disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Penyakit ini sulit didiagnosa karena gejalanya mirip flu biasa.

Penjelasan tersebut di kemukakan oleh dr. Bob Wahyudin, Sp.A (K) IBCLC , di acara Kasih Ibu Radio SPFM, Selasa (29/11/11).

Menurut dr. Bob,  bakteri pneumokokus umumnya menyerang tenggorokan  atau saluran pernafasan. Namun tak jarang bakteri tersebut dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui darah.  Penyebaran kuman tersebut dapat terjadi ketika  anak-anak  berbicara, bernyanyi, bersin, dan  batuk. Ketika itu, kuman dapat ditularkan melalui percikan yang sangat halus.

“Kuman pneumokokus hampir ada pada semua anak dan balita. Tapi tidak semua kuman itu dapat aktif dan  menyebabkan penyakit karena kuman tersebut sangat tergantung oleh faktor pencetus, daya tahan tubuh dan lingkungan sekitarnya. Semakin bertambah usia,  kuman tersebut akan semakin kecil jumlahnya dalam tubuh. Namun bisa muncul lagi di usia lanjut,” urainya.

Kepadatan penghuni dalam sebuah rumah merupakan salah satu faktor lebih mudahnya penularan kuman. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor gizi, debu atau polutan. Disarankan untuk selalu rajin membersihkan rumah. Sebab pencetus terdekat dan paling mudah adalah datang dari rumah. Terutama rumah yang banyak menggunakan karpet atau permadani

Cara membedakan batuk yang diakibatkan oleh bakteri pneumokokus dengan batuk lainnya, adalah batuk pneumokokus akan disertai sesak pada pernafasan. Selain itu tentu dengan melakukan uji laboratorium dan melakukan pemeriksaan di bawah mikroskop untuk memastikan adanya bakteri tersebut.

Pneumokokus, seperti yang di kemukakan di awal, bahwa bakteri tersebut sangatlah berbahaya. “ Bakteri ini bukan hanya menyerang saluran pernafasan tapi dapat pula menyerang organ-organ lain. Salah satunya adalah  penyebab sering keluar cairan di telinga. Ini juga disebabkan oleh bakteri tersebut. Yang paling berbahaya jika bakteri ini sampai menyerang otak. Hal ini bisa membuat peradangan pada otak yang mengakibatkan  demam dan kejang. Jika  dibiarkan terus berkembang ini dapat menyebabkan kematian,” papar dr. Bob.

Dr. Bob menganggap bahwa lingkungan sangat berpengaruh menghalau kuman berbahaya itu. Sebisa mungkin menghindarkan faktor pencetusnya. Selain itu, daya tahan tubuh dan vaksinasi juga perlu.

Antibiotik bisa membantu mengatasi kuman tersebut. Namun untuk pemberiannya sebaiknya tidak dilakukan dengan serampangan agar kuman tidak berkembang secara resisten. Untuk pencegahan lakukan vaksinasi pneumokokus sebelum anak berusia dua tahun. Vaksin pneumokokus (IPD) sudah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Share Button